Benarkah Gen Z Gampang Depresi

Setiap 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day untuk menaikkan kesadaran akan pentingnya kesegaran mental didalam kehidupan sehari-hari. Faktanya, memang banyak yang belum memahami arti mutlak berasal dari kesegaran mental.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun manfaatkan peristiwa ini untuk menyoroti jalinan antara kesegaran mental dan pekerjaan. WHO meyakinkan bahwa lingkungan kerja yang aman dan kondusif dapat merawat kesegaran mental, pas stigma dan juga kondisi kerja yang buruk justru memperburuknya.

Apakah generasi muda seperti Gen Z memang lebih rentan terhadap depresi, seperti yang sering diibaratkan oleh banyak orang?

Gen Z sering kali diekspresikan sebagai generasi yang kurang dapat hadapi tekanan pekerjaan. Ada pandangan lazim bahwa mereka tidak dapat bekerja dengan maksimal dan lebih ringan terpengaruh oleh stres. Hal ini sebabkan pembicaraan perihal apakah Gen Z terlampau lebih rentan terhadap depresi dibandingkan generasi sebelumnya.

“Beberapa iya (rentan depresi), lebih dari satu nggak. Menurutku, Gen Z cenderung lebih terbuka didalam mengungkap keresahan atau depresi yang mereka rasakan,” memahami Weny (21) seorang karyawan magang di Jakarta SelatanDikutip berasal dari WHO, faktor lingkungan kerja menjadi faktor mutlak yang tidak dapat diabaikan. WHO mencatat bahwa dengan 60% populasi world berada didalam dunia kerja, langkah-langkah mendesak kudu diambil alih untuk merawat kesegaran mental di daerah kerja. Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan pemangku kepentingan lainnya terlampau mutlak untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung.

Baca Juga : 5 Cara Bikin Brand yang Nggak Pasaran Biar Bisnis Makin Cuan

Hal ini terlebih berlaku bagi Gen Z, yang menyatakan kebutuhan akan lingkungan kerja yang nyaman supaya dapat bekerja dengan baik.

Menurut Thackla (20), seorang karyawan magang di Jakarta Selatan, bersosialisasi dengan atasan dan teman kerja yang nyaman menjadi kunci didalam mengatasi stres di daerah kerja.

“Bersosialisasi dengan atasan dan teman kerja senyamannya, biar dapat mengatasi depresi di daerah kerja, dan juga healing dengan cara masing-masing,” memahami Thackla.

Fadhil (20), seorang karyawan magang lainnya, mengedepankan pentingnya perlindungan berasal dari senior dan teman kerja untuk kurangi tekanan psikologis.

“Kalau senior atau teman kerjanya baik dan support, aku menjadi segan dan lebih hormat. Kalau galak, aku kayak ‘apa sih?’,” ungkap Fadhil.

Karena Hal Ini Iphone 16 Terlambat Masuk Indonesia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Selasa, Indonesia belum mengizinkan produk ponsel terbaru Apple, iPhone 16, masuk ke pasar karena perusahaan asal Amerika Serikat itu belum memenuhi persyaratan impor.

“Ponsel iPhone 16 besutan Apple belum bisa masuk ke pasar Indonesia karena masih dalam proses pengecekan persyaratan minimum penggunaan produk dalam negeri. Itu salah satu syarat impor ponsel,” kata Agus di Jakarta.

Ia mengatakan, hingga Selasa, sertifikat penggunaan produk dalam negeri Apple sudah habis masa berlakunya dan harus diperpanjang agar Apple bisa memasarkan produknya di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 29 Tahun 2017 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet, penghitungan TKDN dapat dilakukan melalui tiga skema berbeda. https://thestudiomedspa.com/

Pertama, skema manufaktur melibatkan produksi produk di dalam negeri. Kedua, skema aplikasi melibatkan pengembangan aplikasi di dalam negeri. Terakhir, skema pengembangan inovasi berfokus pada penciptaan produk inovatif di dalam negeri. Dalam hal ini, Agus menyebutkan bahwa Apple memanfaatkan skema pengembangan inovasi.

Gen Z Merajut Asa di Sektor Informal

Generasi Z, atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, merupakan grup yang lahir pada pertengahan 1990-an sampai awal 2010-an. Generasi ini tumbuh didalam jaman digital yang pesat, di mana teknologi dan internet menjadi anggota integral dari kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa th. terakhir, Gen Z makin lama banyak yang pilih untuk berkarir di sektor informal, baik sebagai pekerja lepas, pebisnis muda, maupun kreator konten digital. Pilihan ini mencerminkan pergantian besar didalam langkah mereka melihat pekerjaan dan kehidupan secara umum.

1. Sektor Informal sebagai Pilihan Karier Fleksibel

Berbeda bersama dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung lebih menjunjung fleksibilitas dan kebebasan didalam bekerja. Bekerja di sektor informal, seperti menjadi freelancer, membuka usaha online, atau menjadi kreator konten di platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, tawarkan kebebasan yang tidak didapatkan di pekerjaan formal. Mereka sanggup pilih jam kerja sendiri, pilih proyek yang inginkan mereka ambil, serta bekerja dari mana saja sepanjang tersedia koneksi internet.

Pandemi COVID-19 terhitung menjadi salah satu faktor yang mendorong banyak anak muda Gen Z untuk memasuki sektor informal. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal serta meningkatnya kebutuhan bakal layanan berbasis digital, seperti pemasaran online dan konten media sosial, menyebabkan banyak dari mereka melihat peluang besar di sektor ini. Gen Z, bersama dengan keahlian digital yang lebih kuat, bersama dengan cepat beradaptasi dan merajut asa di industri yang berkembang pesat ini.

2. Semangat Kewirausahaan yang Tinggi

Generasi Z dikenal punya semangat kewirausahaan yang tinggi. Mereka tidak cuma melihat sektor informal sebagai langkah untuk beroleh penghasilan, namun terhitung sebagai peluang untuk mengembangkan ide-ide kreatif mereka. Dengan modal teknologi yang lebih terjangkau, mereka sanggup mengawali usaha kecil-kecilan, seperti toko online di platform e-commerce atau menciptakan produk digital seperti desain grafis, video, sampai aplikasi.

Keberanian untuk coba hal baru dan mentalitas trial and error terhitung menjadi karakteristik mutlak didalam perjalanan kewirausahaan Gen Z. Mereka tidak risau gagal, karena yakin bahwa kegagalan adalah anggota dari proses belajar. Selain itu, mereka manfaatkan jaringan sosial dan komunitas digital untuk belajar dan berbagi pengalaman, agar lebih cepat berkembang.

3. Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sektor informal tawarkan kebebasan, ia terhitung mempunyai tantangan tersendiri, seperti ketidakpastian pendapatan, kurangnya perlindungan sosial, dan minimnya akses terhadap layanan kesegaran atau tunjangan kerja. Namun, banyak Gen Z yang selamanya optimis dan yakin bahwa sektor informal beri tambahan lebih banyak peluang untuk berkembang, terutama di jaman ekonomi digital.

Dengan kemajuan teknologi dan berkembangnya ekonomi berbasis kreativitas, Gen Z bakal terus merajut asa di sektor informal. Mereka melihat jaman depan bersama dengan penuh harapan, menciptakan peluang dari inovasi, dan membuat perubahan langkah tradisional didalam melihat pekerjaan. Fleksibilitas, kreativitas, dan semangat kewirausahaan menjadi pilar utama didalam perjalanan mereka meraih berhasil di jaman modern ini.

Cara Jitu Buat Milenial Z Memilah Informasi Digital

Arus informasi online bagaikan air bah tanpa henti. Anak Milenial Z kudu sadar bagaimana cara dapat informasi memiliki kualitas hari ini.

Itulah pelajaran pembuka didalam kuliah sesi pertama d’Youthizen Virtual Class yang digelar , Dalam event online yang di dukung by.U ini tampil dosen tamu pertama adalah Alfito Deannova.

Alfito menjelaskan fasilitas massa beralih jauh berasal dari dekade 1980-an sampai hari ini. Bentuk, format dan akses beralih mengikuti teknologi. Mengutip Henry Jenkins, hari ini adalah masa dimana fasilitas baru, fasilitas lama, fasilitas akar rumput, fasilitas korporasi saling bersilangan.

Dulu jikalau mau terkenal, kudu tampil di TV. Sekarang orang dapat menjadi selebriti karena kreatif dan dikenal orang.

Menurut dia, orang yang dulu mengkonsumsi fasilitas menjadi memproduksi media. Media yang dulu memproduksi, menjadi konsumen pada konten digital kreatif yang dibuat netizen. Artinya, fasilitas konvensional tambah dapat tertinggal jikalau cuma mengandalkan jumlah banyak tapi melewatkan good journalism, tidak sensitif pada publik dan melewatkan area interaksi. Itu sebabnya termasuk mengembangkan banyak konten digital kreatif baru untuk anak muda.

Bagi generasi milenial Z, memilah informasi pemberitaan tentu perlu kiat khusus. Generasi muda menurut Alfito tidak punyai loyalitas merk yang penting dapat beroleh informasi digital bersama dengan cepat. Masalahnya, apa yang tampil di halaman pertama web site pencarian, belum tentu informasi digital yang valid dan berkualitas.

Menjadi konsumen fasilitas di zaman saat ini kudu cerdas. Jadilah rational reader, bandingkan bersama dengan banyak media, cari sejarahnya, apa benang merahnya, baru ambil kesimpulan. Nggak dapat take it for granted.

Tanpa itu, pembaca milenial Z dapat sangat rentan menerima konten hoax. Ketika generasi muda bersama dengan teratur melacak informasi digital berasal dari fasilitas massa tentu itu dapat membentuk sifat mereka.

Kita nggak sadar teknologi ke depan dapat merubah kita layaknya apa. Kita kudu bersiap menghadapi masa depan bersama dengan kritis, tapi rasional.

Bagaimana Gen Z Dapat Membantu Meningkatkan Perekonomian Indonesia

Bagaimana Gen Z Dapat Membantu Meningkatkan Perekonomian Indonesia
Generasi Z, atau Gen Z, adalah kelompok yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, dan mereka mewakili sebagian besar penduduk Indonesia. Dikenal karena kecerdasan digital, kreativitas, dan kemampuan beradaptasinya, Gen Z memiliki potensi untuk menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan peluang dan dukungan yang tepat, generasi ini dapat membantu mendorong negara menuju perekonomian yang lebih dinamis dan inovatif. Inilah cara Gen Z dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

1. Memanfaatkan Kekuatan Teknologi Digital

Gen Z tumbuh di dunia yang dibentuk oleh internet, media sosial, dan ponsel pintar, membuat mereka secara alami mahir dalam menggunakan alat dan platform digital. Keakraban mendalam dengan teknologi memberi mereka keuntungan unik dalam perekonomian saat ini, yang semakin didorong oleh digitalisasi.

Di Indonesia, e-commerce, fintech, dan layanan digital berkembang pesat, menciptakan banyak peluang bagi Gen Z untuk memulai bisnis, membuat konten, dan mengembangkan solusi digital. Dengan memanfaatkan alat digital seperti pemasaran media sosial, platform online, dan situs web e-commerce, wirausahawan Gen Z dapat menciptakan startup yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemahaman mereka terhadap tren dan teknologi terkini memungkinkan mereka berinovasi dan mendisrupsi industri tradisional, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pembangunan ekonomi.

2. Mendukung Gig Economy

Gig economy, yang terdiri dari pekerjaan sementara dan fleksibel yang sering difasilitasi melalui platform online, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di Indonesia. Kenyamanan Gen Z dengan pekerjaan lepas dan jarak jauh menempatkan mereka dalam posisi yang baik untuk berkembang di sektor ini. Baik sebagai penulis lepas, desainer grafis, pengembang aplikasi, atau pemasar digital, mereka dapat menawarkan keahlian mereka kepada perusahaan-perusahaan baik di Indonesia maupun global.

Peralihan ke pekerjaan fleksibel ini tidak hanya memberikan pendapatan bagi generasi muda Indonesia tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian dengan meningkatkan kesempatan kerja dan memungkinkan perusahaan memanfaatkan keterampilan khusus tanpa memerlukan staf tetap. Selain itu, dengan meningkatnya nomadisme digital, sektor pariwisata dan perhotelan di Indonesia dapat memperoleh manfaat karena semakin banyak pekerja lepas global yang memilih untuk bekerja jarak jauh dari destinasi populer seperti Bali, sehingga semakin meningkatkan perekonomian lokal.

3. Mempromosikan Bisnis yang Berkelanjutan dan Beretika

Generasi Z dikenal karena nilai-nilainya yang kuat, terutama dalam hal keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Banyak anak muda Indonesia yang tertarik untuk mendukung bisnis yang mengutamakan kelestarian lingkungan, praktik ketenagakerjaan yang beretika, dan kesejahteraan masyarakat. Tren ini mendorong peralihan ke arah konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab, yang dapat memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Pengusaha generasi Z cenderung membangun bisnis yang berfokus pada keberlanjutan, seperti produk ramah lingkungan, fesyen yang beretika, atau energi terbarukan. Industri-industri ini tidak hanya menghasilkan pendapatan tetapi juga membantu mengatasi tantangan lingkungan hidup, sehingga menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam peralihan global menuju ekonomi ramah lingkungan. Sebagai konsumen, Gen Z juga menuntut transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar dari dunia usaha, sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing industri Indonesia secara keseluruhan di kancah global.

4. Menumbuhkan Inovasi dan Kreativitas

Inovasi adalah jantung pertumbuhan ekonomi, dan Gen Z dikenal karena keterampilan kreatif mereka dalam memecahkan masalah. Keterpaparan mereka terhadap beragam budaya dan tren global melalui internet memberi mereka perspektif yang lebih luas, sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir di luar kebiasaan. Kreativitas ini terlihat jelas dalam booming ekonomi kreatif di Indonesia, yang mencakup sektor-sektor seperti fesyen, film, musik, dan pembuatan konten digital.

Melalui platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, generasi muda Indonesia menciptakan konten yang menjangkau khalayak global, berkontribusi terhadap soft power negara, dan menciptakan sumber pendapatan baru. Pemerintah dapat mendukung tren ini dengan memberikan hibah, program bimbingan, dan peluang pendidikan yang membina bakat kreatif Gen Z, membantu mereka mengembangkan ide-ide mereka menjadi bisnis yang sukses.

5. Memperjuangkan Literasi Keuangan

Meskipun banyak Generasi Z yang berjiwa wirausaha, meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda Indonesia sangat penting untuk memastikan keberhasilan usaha mereka. Dengan pengetahuan finansial yang lebih baik, Gen Z dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai tabungan, investasi, dan pengelolaan utang, yang merupakan kunci dalam membangun bisnis yang berkelanjutan.

Inisiatif pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi pendidikan dapat berperan dengan menawarkan program literasi keuangan yang ditujukan untuk generasi muda. Memberdayakan Generasi Z dengan pengetahuan keuangan akan membantu mereka meningkatkan kekayaan pribadi, berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi, dan mengurangi kesenjangan pendapatan di seluruh Indonesia.

Baca Juga Artikel : Menjelajahi Jajanan Khas Kota Pahlawan Jawa Timur

Generasi Z berpotensi memainkan peran penting dalam masa depan perekonomian Indonesia. Dengan keterampilan digital, semangat kewirausahaan, dan komitmen terhadap keberlanjutan, mereka memiliki posisi yang baik untuk mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong negara menuju perekonomian yang lebih inklusif dan dinamis. Dengan memberikan dukungan yang tepat—seperti akses terhadap pendidikan, sumber daya keuangan, dan pendampingan—Indonesia dapat memanfaatkan seluruh potensi generasi ini, sehingga memastikan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jangka panjang.

Menjelajahi Jajanan Khas Kota Pahlawan Jawa Timur

Surabaya, kota yang ramai di Jawa Timur, tidak hanya terkenal dengan nilai sejarah dan arsitektur modernnya, tetapi juga dengan kekayaan kulinernya yang beragam dan unik. Makanan ringan lokal Surabaya, yang sering disebut sebagai “jajanan,” semakin populer dan telah menjadi makanan lezat yang wajib dicoba oleh penduduk lokal dan wisatawan. Makanan ringan ini mewujudkan cita rasa masakan tradisional Indonesia, yang dipadukan dengan sentuhan modern. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa makanan ringan Surabaya yang sedang tren dan telah memenangkan hati penduduk kota ini.

1. Kue Lapis Surabaya

Makanan ringan klasik namun selalu populer, Kue Lapis Surabaya adalah kue tradisional yang terdiri dari beberapa lapisan tekstur lembut seperti spons. Biasanya, kue ini memiliki dua lapisan kuning keemasan dengan lapisan tengah yang terbuat dari cokelat, sehingga menciptakan kontras yang mencolok baik dalam penampilan maupun rasa. Rasa mentega yang kaya dan rasa manis yang seimbang menjadikannya suguhan favorit untuk perayaan atau konsumsi santai. Banyak toko roti di Surabaya telah mengambil kebebasan kreatif dengan menawarkan variasi, seperti Kue Lapis rasa pandan atau rasa moka.

2. Rujak Cingur

Rujak Cingur merupakan jajanan kaki lima khas Surabaya yang terkenal dengan rasa pedasnya. Jajanan yang mirip salad ini terdiri dari campuran buah-buahan segar seperti mangga, nanas, dan mentimun, beserta sayur rebus, tempe, dan tahu. Namun, bahan utamanya adalah “cingur”, yang merujuk pada irisan daging sapi. Semua bahan ini disiram dengan kuah gurih kental yang terbuat dari petis, kacang tanah, dan cabai. Meski terkesan unik, perpaduan rasa manis, asam, dan gurih ini menjadikan Rujak Cingur sebagai jajanan unik yang sedang tren di kalangan pencinta kuliner di Surabaya.

3. Sate Klopo

Jajanan lain yang juga digemari adalah Sate Klopo atau sate sapi kelapa. Yang membedakan Sate Klopo dengan sate biasa adalah penggunaan parutan kelapa yang dicampur dengan daging sapi atau ayam sebelum dipanggang. Hal ini memberikan aroma khas kelapa berasap pada daging yang ditusuk dan rasa yang kaya yang melengkapi saus kacang yang menyertainya. Makanan pokok kaki lima Surabaya ini tidak hanya lezat tetapi juga mengenyangkan, menjadikannya favorit bagi penduduk setempat yang mencari makanan ringan cepat saji atau wisatawan yang menginginkan pengalaman camilan Surabaya yang autentik.

Baca Juga: Mengenal Keunikan Kota Pahlawan Bernama Surabaya

4. Semanggi Surabaya

Semanggi Surabaya adalah camilan yang kurang dikenal tetapi sangat berharga yang berakar kuat dalam budaya Surabaya. Makanan ini terdiri dari daun semanggi (semanggi) yang direbus, biasanya disajikan dengan saus pecel, yang terbuat dari kacang tanah, gula aren, dan rempah-rempah. Terkadang, makanan ini diberi kerupuk renyah yang disebut kerupuk puli. Hidangan sederhana berbasis tanaman ini tidak hanya bergizi tetapi juga memiliki rasa yang unik dan bersahaja. Makanan ini menjadi tren di antara mereka yang mencari camilan Surabaya yang lebih tradisional dan sehat.

5. Lontong Balap

Lontong Balap adalah hidangan kaki lima populer yang menggabungkan beberapa bahan menjadi makanan yang mengenyangkan. Makanan ini terbuat dari lontong (kue beras) yang disajikan dengan tahu goreng, tauge, dan kuah kecap asin yang kental, dengan taburan bawang goreng gurih dan sedikit cabai. Hidangan ini sering kali disajikan dengan lentho, yaitu kue kacang hijau goreng. Nama “Balap” yang berarti “balap” dalam bahasa Indonesia, mengacu pada kecepatan pedagang makanan yang biasa membawa gerobak untuk menjual hidangan ini. Lontong Balap masih menjadi camilan favorit, terutama di pasar tradisional atau tempat jajanan.

6. Ote-Ote Porong

Ote-Ote Porong merupakan versi Surabaya dari “bakwan” atau gorengan sayur yang sudah dikenal. Namun, versi ini biasanya lebih besar dan diisi dengan lebih beragam isian, termasuk udang, wortel, dan tauge, yang dibungkus dengan adonan renyah. Ote-Ote merupakan camilan populer yang dapat dinikmati dengan saus cocol atau cabai untuk rasa pedas. Makanan ini sangat populer sebagai camilan sore atau lauk saat makan keluarga, dan banyak warga Surabaya yang rutin membelinya untuk acara kumpul-kumpul.

7. Tahu Tek

Tahu Tek merupakan camilan unik Surabaya lainnya yang terbuat dari potongan tahu goreng yang dicampur dengan lontong dan diberi saus kental yang terbuat dari terasi fermentasi, kacang tanah, dan sedikit kecap asin. Makanan ini sering diberi taburan bawang goreng renyah dan irisan mentimun segar untuk menambah tekstur. Nama “Tek” berasal dari suara gerobak pedagang kaki lima saat menyajikan hidangan ini. Tahu Tek adalah camilan yang mudah dibuat dan terjangkau yang popularitasnya melonjak, terutama bagi mereka yang mencari makanan cepat saji dan gurih.

8. Krupuk Upil

Krupuk Upil yang memiliki nama unik merupakan tren camilan terkini yang menggemparkan Surabaya. Meskipun namanya aneh, yang berarti “kerupuk ingus,” camilan itu sendiri merupakan jenis kerupuk beras kecil dengan tekstur renyah dan rasa gurih. Makanan ini sering dijual dalam wadah plastik besar di pasar tradisional, menarik pembeli karena harganya yang terjangkau dan bernilai nostalgia. Camilan ringan ini sering disantap sebagai lauk untuk makanan yang lebih mengenyangkan atau sekadar sebagai camilan yang dapat dikunyah sepanjang hari.

Mengenal Keunikan Kota Pahlawan Bernama Surabaya

Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, adalah kota metropolitan yang dinamis di pulau Jawa. Dikenal karena sejarahnya yang kaya, keragaman budaya, dan infrastruktur modern, kota ini menawarkan perpaduan pengalaman tradisional dan kontemporer.

Surabaya sering disebut sebagai “Kota Pahlawan” karena perannya yang penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kota ini memamerkan perpaduan arsitektur era kolonial dan gedung pencakar langit modern. Sebagai ibu kota Jawa Timur, Surabaya merupakan pusat ekonomi dengan pelabuhan yang ramai dan beragam industri. Meskipun memiliki energi perkotaan, Surabaya memiliki ruang hijau dan daerah pesisir, menjadikannya tujuan serbaguna bagi para pelancong.

Kota ini menikmati iklim tropis dengan suhu panas sepanjang tahun. Kota ini merupakan rumah bagi populasi yang mencerminkan beragam budaya Indonesia, termasuk komunitas Jawa, Madura, Cina, dan Arab, yang terbukti dari berbagai bahasa yang digunakan dan perpaduan bangunan keagamaan dari masjid hingga kuil dan gereja.

Aspek Unik Surabaya

1. Arsitektur Kolonial

Surabaya mempertahankan beberapa bangunan kolonial Belanda yang menceritakan kisah sejarah Indonesia di bawah kekuasaan Eropa. Bangunan-bangunan terkenal termasuk Hotel Majapahit dan House of Sampoerna, keduanya merupakan contoh arsitektur awal abad ke-20.

2. Semangat Kepahlawanan

Julukan Surabaya, “Kota Pahlawan”, diperingati di Tugu Pahlawan, tempat yang wajib dikunjungi untuk memahami peran kota tersebut dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945, momen penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

3. Pecinan dan Kawasan Arab

Kehadiran komunitas Tionghoa dan Arab menambah kekayaan budaya kota tersebut, dengan lingkungan yang ramai yang dipenuhi dengan pasar tradisional, kuil, dan masjid.

4. Identitas Pesisir

Dengan lokasinya yang strategis di sepanjang pesisir, Surabaya telah lama menjadi kota pelabuhan yang penting. Hubungan maritim kota tersebut dirayakan di berbagai tempat seperti Monumen Kapal Selam Surabaya, salah satu kapal selam terbesar di Asia Tenggara yang dipamerkan.